Posted by : Unknown
Rabu, 13 November 2013
Harusnya ku telah
melewatkanmu, menghapuskanmu dari dalam benakku...
Namun ternyata
sulit bagiku merelakanmu pergi dari hatiku...
Selalu ingin
dekat tubuhmu namun aku tak bisa karena kau tlah bahagia...
Ah, ditemani hujan
gerimis yang tak kunjung bosan membasahi kota ini. Hawa dingin dan segala
aktivitas yang semakin padat merayap tak membuat jalanan menjadi sepi. Meski
hujan datang dan menyebabkan jalanan menjadi basah, tak terlihat sedikitpun
penurunan jumlah kendaraan bermotor yang berlalu lalang di kota ini.
Akupun berlari,
berusaha mencari tempat untuk berteduh. Disudut jalan, dibawah halte yang
kusinggahi aku menemukan tempat yang paling aman untuk bernaung. Setidaknya aku
bisa menyelamatkan laptop yang ada dalam tasku agar tidak basah terkena air yang
turun dari langit.
Sembari menunggu
hujan reda di halte tersebut, kudengarkan sebuah lagu dari ponselku.Dentingan
gitar dan suara Adera yang lembut saat itu semakin membantuku untuk menulis
tulisan ini. Tak terasa belum juga tuntas Adera melantunkan “Melewatkanmu” ,
datang sepasang kekasih yang ikut berteduh di halte tersebut. Dengan
terburu-buru kedua orang tersebut berlari menuju pinggiran halte setelah
memarkirkan motor tersebut di pinggir jalan. Mataku tertuju pada sepasang
kekasih tersebut sembari melemparkan sebuah senyuman agar suasana nyaman saat
itu.
“Permisi mas, numpang
neduh” ucapan tersebut terlontar dari pria yang baru saja kuceritakan.
“Owhh monggo monggo
mas” sahutku sambil menggeser bokongku tanda untuk berbagi tempat duduk untuk
sepasang kekasih tersebut.
Sejenak terlintas
ingatan bahwa dulu aku juga pernah mengalami hal tersebut. Antara Hujan,
Kenangan dan Kita selalu menjadi pembicaraan yang mengasikkan untuk dibahas.
Karena setiap orang pasti hampir semua mengalaminya. Jatuh cinta, kasmaran,
kenangan pasti akan terasa semakin melekat dengan datangnya Hujan. Lewat
turunnya air tersebut banyak cerita yang dapat tertulis, banyak memory yang
harus terekam, banyak kenangan yang harus terkenang.
Candaan ringan yang
saat itu terdengar dari pasangan di sampingku semakin membuatku rindu ingin
merasakan kembali kehangatan saat-saat seperti itu. Terkadang hujan datang dan
turun dengan sejuta luka, semakin membuat aku terpuruk akan kenangan yang tak
ingin lagi kita kenang. Namun terkadang hujan turun membawa sejuta kenangan
yang indah disaat aku merindukan seseorang. Rinduku padamu terobati lewat
tetesan air hujan dan bau tanah.
Melupakanmu tak akan pernah menjadi mudah buatku.
Bukan hal mudah untuk menghapus kenangan tersebut dari ingatan ini.
Bukan hal mudah untuk merelakan yang pernah kau miliki bukan?
Selalu ada “Kita” dalam kenangan yang terkenang.
Meskipun saat ini sudah tak ada lagi “Kita” yang dulu, namun akan
selalu ada cerita “Antara Hujan, Kenangan dan Kita”.