Posted by : Unknown Rabu, 19 Juni 2013


Entahlah, bahkan aku sendiri tak dapat memahami dan belum mengerti  dengan apa yang telah terjadi. Semua terjadi begitu saja. Semua berawal saat kutatap bintang di langit malam ini. Sejenak terlintas akan dirimu yang jauh disana. Akupun tak tau harus memulai dari mana. Yang ku tahu saat ini aku hanya mencoba memetik enam buah senar dan bernyanyi sesukaku. Tentu saja demi mengusir kesepian malam ini.
Apa kabar kau yang disana?
Masihkah kau ingat aku?

Tentu saja tidak, mungkin aku hanya serpihan kecil yang tak kau pikirkan lagi.
Kalau boleh jujur, aku kangen kamu malam ini. Entah mengapa dan karena apa, tiba-tiba saja teringat akan senyummu yang pernah terlukis indah di bibirmu. Berulang kali kutatap cermin dan mencoba menyadarkan diriku sendiri, mencoba mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, mencoba menjelaskan bahwa kamu bukan lagi milikku.  
Hey, dia sudah menjadi milik orang lain, kamu tak berhak lagi untuk mengganggu kebahagiaannya.

Sambil tersenyum akupun mencoba mengerti bahwa kau tlah bahagia bersamanya. Oke, akupun kembali meraih gitar yang sempat kumainkan tadi. Nada demi nada terdengar dan menciptakan serangkaian musik yang indah. Mungkin lewat lagu aku dapat berbicara, mengadu pada sepinya malam tentang perasaan yang kurasakan saat ini.
Seketika tatapan mataku tertuju pada layar handphone yang menyala. Bahkan sampai saat ini, seringkali aku berharap menerima sms darimu. Namun ternyata yang kudapat hanyalah sebuah pesan singkat dari Operator hahahah

Entah tolol, bodoh atau bahkan cinta yang teralu tulus? Aku masih sering berkhayal akan mimpi kita, sampai saat ini. Harusnya dua bulan merupakan waktu yang cukup untuk menghapus semua harapan itu. Ya harapan tetang masa depan “KITA” karena aku tahu kenangan tak akan pernah dan tak akan mungkin dapat terlupa dari otak ini.

Cinta memang sulit ku mengerti. Entah lebih baik dicintai atau mencintai? Namun jika boleh memilih aku mau dicintai dan mencintai. Kadang aku berpikir, kenapa orang yang susah kulupakan adalah dia yang pernah menyakitiku? Sedangkan aku, orang yang sangat mencintaimu sangat mudah kau telantarkan. Bahkan, dalam hitungan hari, aku telah tergantikan? Kadang pernah terlintas pikiran seperti itu. Kenapa juga dia yang telah menyakitimu jauh lebih melekat daripada dia yang membahagiakanmu? Terkadang orang yang benar-benar membuatmu bahagia adalah orang yang sama membuatmu menangis.

Terlintas pikiran untuk menghubunginya terlebih dahulu. Bukan bagian dari harapan itu, namun lebih kepada hubungan pesahabatan yang sempat tersirat saat kita berpisah. Mungkin aku tak akan lagi menjadi penyebab senyum indahmu, aku cukup mengerti dengan apa yang kamu rasakan. Dia yang jadi tujuanmu, bukan aku. Aku hanya pelarianmu dulu dan mungkin masalalumu. Andai saja kamu tahu yang kumau. Aku hanya ingin menjadi sahabatmu. Aku hanya ingin menjadi tempatmu berteduh saat tak tau kemana engkau mengadu. Setidaknya, meskipun tak dapat menjadi kekasihmu, aku ingin jadi sahabatmu. Orang yang kau anggap penting dalam hidupmu.

Akupun mengetik sebuah pesan singkat untuknya. Hanya sekedar menanyakan keadaannya. Namun yang kudapat tak seperti yang kuharapkan. Engkau hanya membalas seperlunya. Entah memang begitu atau aku yang terlalu sensitif. Bahkan tak kutemukan sebuah emoticonpun dalam pesan itu. Aku merasa menjadi orang asing. Sms kita tampak kaku, tak seperti dulu lagi. Jangankan sepasang kekasih, bahkan untuk seukuran sahabat itupun tak cukup. Kembali kubuka folder pesan tersimpan yang ada di Handphoneku. Hanya dari sanalah aku dapat kembali mengingat kata-kata yang pernah kau kirimkan dulu. Katanya kita tetap jadi sahabat, meskipun engkau telah jadi miliknya? Tapi mana?

Kenapa kita menjadi asing seperti ini? Bahkan mungkin jika kau tak mendengar aku mendapatkan sebuah musibah, kau tak akan mengirim SMS terlebih dahulu. Yang kuingat SMS terakhir yang kau kirimkan adalah pada tanggal 17 Mei. Ingatkah kamu? Tentu saja tidak? Sudah satu bulan lebih kita tak berkomunikasi. Ini yang namanya sahabat? Aku memang sengaja tak menghubungimu terlebih dahulu dan selalu menunggu kamu yang menghubungiku terlebih dahulu. Tapi semua itu ada alasannya. Karena aku tak mau menjadi penyebab pertengkaran antara kamu dan dia.

Aku tak mau mengganggu kebahagiaanmu disana. Bisa kau bayangkan seandainya engkau bertengkar hanya karena kekasihmu cemburu terhadapku yang mengirim SMS kepadamu terlebih dahulu? Oleh karena itu, aku disini hanya menunggu kamu. Menunggu kamu mengirimkan pesan singkat itu. Bukannya aku egois atau tak adil, tapi dengan statusku yang jomblo, tentu tak akan ada wanita yang marah saat engkau mengirimkan pesan tersebut terlebih dahulu.

Saat rintik hujan mulai turun, saat sinar bintang tak lagi berkilau, saat itulah aku menyanyikan sebuah lagu yang cocok untuk suasana malam itu.

Pernah ada rasa cinta antara kita kini tinggal kenangan
Ingin kulupakan semua tentang dirimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu oh bintangku
Jauh kau pergi meninggalkan diriku
Disini aku merindukan dirimu
Ingin kucoba mencari penggantimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu oh kekasih

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Copyright © Bons_Berry -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan