Posted by : Unknown
Senin, 24 Juni 2013
Mungkin
baginya engkau adalah sampah yang sudah tak ada gunanya lagi.
Tapi
bagiku, engkau adalah udara yang sangat berguna bagi kehidupanku. Tapi apa yang
terjadi jika udara tersebut sudah tak lagi memberikan manfaatnya terhadap
paru-paru? Mungkin sejenak pernafasan ini sesak, dan jantung enggan untuk
bekerja kembali memompa setiap cairan merah ke seluruh tubuh ini.
Yang
ku kubayangkan engkau telah lupa bahwa ada seseorang yang pernah membiarkan air
matanya membeku, hanya karena dia tak ingin melihat kesedihanmu, melihat
pengabaiannya terhadap dirimu, hanya karena orang tersebut mencintaimu. Ada
yang bilang bahwa cinta itu selalu memaafkan, aku yakin engkau juga pernah
merasakannya. Tapi, entah karena hatiku yang tlah buta oleh Cinta atau karena
aku tlah terbiasa kau sakiti?
Aku
baru tahu ternyata kau memiliki kemampuan unik. Kemampuan yang mungkin
tidak dimiliki oleh wanita-wanita lainnya, membuat mataku bengkak karena terlalu lama
menangisi sesuatu yang sempat kausebut dengan mudah dan kau lupakan dengan
mudah. Cinta. Sepele kan?
tidak dimiliki oleh wanita-wanita lainnya, membuat mataku bengkak karena terlalu lama
menangisi sesuatu yang sempat kausebut dengan mudah dan kau lupakan dengan
mudah. Cinta. Sepele kan?
Bahkan
dengan Cinta aku terlihat sebagai sesosok bodoh yang tuli akan nasehat-nasehat
yang keluar dari otak ini.
Otak
sering menasehatiku, “Apa yang kamu
harapkan dari sosok yang tak pernah mencintai kamu dan selalu mengabaikan kamu?"
Namun sebuah suara datang dari dalam rongga dada ini dan berkata, “biar bagaimanapun dia pernah
membahagiakanmu”.
Lantas yang terjadi adalah peperangan antara perasaan dan
logika.
Kedatanganmu begitu sempurna, kau membawa bekal indah yang biasa orang sebut dengan cinta. Menghampiriku dengan janji-janji bisu yang terlihat akan kautepati.
Meyakinkan
kembali bahwa semuanya akan berjalan baik-baik saja.
Lalu,
kita mencoba untuk merakit kembali yang telah hancur, berjalan bersama,
"menutup telinga" dari banyak cemooh dan hujatan orang-orang yang tak
tahu apa-apa tentang dunia kita.
Saat
semuanya tak lagi sama seperti yang dulu. Saat engkau lebih memilih untuk pergi
sejauh mungkin dari duniaku.
Yang
aku sadari adalah kau melupakan seseorang yang selalu berada di
sampingmu.
Kaumelupakan
seseorang yang menjadi pelampiasan amarahmu, seseorang yang kausakiti hatinya saat
kaulelah dengan semua rutinitasmu. Kaumelupakan seseorang yang berusaha meluangkan
waktunya hanya untuk memastikan bahwa kesehatanmu terjaga
dengan baik. Kau melupakan seseorang yang pernah ada untuk tak lagi melihat air matamu menetes. Kau melupakan seseorang yang ada saat engkau merasa kesakitan, dan berusaha membuatmu merasa nyaman tak lagi merasakan sakit itu. Kau melupakanku yang berusaha bertahan untukmu, dalam sekejap, dengan semua pengabaianmu.
dengan baik. Kau melupakan seseorang yang pernah ada untuk tak lagi melihat air matamu menetes. Kau melupakan seseorang yang ada saat engkau merasa kesakitan, dan berusaha membuatmu merasa nyaman tak lagi merasakan sakit itu. Kau melupakanku yang berusaha bertahan untukmu, dalam sekejap, dengan semua pengabaianmu.
Engkau
bilang, akan ada untuk menyembuhkan luka yang kau buat. Tentu saja sebagai
seorang sahabat, tak akan lagi menjadi kekasih. Tapi kenyataannya? Engkau lupa
dengan semua yang tlah kau lontarkan. Apakah kamu masih pribadi yang sama? Yang
dulu kukenal?
Sebenarnya,
aku ini kauanggap apa? Sesekali kau datang dan berkata manis, sesekali kau berlaku
tega dan sadis. Seringkali kau baik, seringkali kau picik. Bisakah kau berhenti
menjadikanku "boneka"? Mungkin kau anggap aku seperti benda mati yang
bisa kausakiti sesuka hati. Aku layaknya boneka tak berperasaan yang bisa
kaubodohi kapanpun kaumau.
Tak
bisakah kita kembali tersenyum bersama seperti dulu? Sebagai sahabat yang
senantiasa bisa mendengarkan keluhanmu akan kejamnya dunia ini. Sebagai sahabat
yang bersedia mendengarkan ceritaku di kota kecil ini. Berlebihankah
permintaanku?
Atau
mungkin engkau hanya menganggap aku sebagai masa lalu saja.
Mungkin
iya. Aku hanya masa lalumu yang mencoba untuk menyadarkanmu, karena mungkin kau
lupa bahwa di kota Malang ini, ada seseorang yang malang, membiarkan air matanya
membeku, tak lagi mengalir hanya karena seorang wanita yaitu “ENGKAU”
Inspired by: Radio Galau